Saya dan Yogyakarta

/ Tuesday, July 31, 2012 /
Saya dan Yogyakarta - Tanggal 2 Juli 2012 merupakan hari dimana saya dan teman-teman kelas 11 harus pergi meninggalkan Ibu kota negara Indnesia menuju mantan Ibu kota negara Indonesia. Mantan ibu kota negara Indonesia memang ada dua yaitu Bukit Tinggi dan Yogyakarta. Karena judulnya Saya dan Yogyakarta, maka saya pergi ke Yogyakarta. 

Jam 7 pagi saya dan teman-teman kelas 11 mulai meninggalkan DKI menuju DIY. Saya sudah mengiapkan semua, dari data diri yaitu kartu pelajar, dan KTP. Perjalanan ke Yogya memakan waktu yang panjang dan menguras stamina dan kesabaran yang luar biasa. Tapi, yang namanya pergi bersama teman-teman pasti memiliki kelebihan dari pada pergi sendiri. Apa itu manfaatnya?

Ketika Anda pergi pasti membawa snack untuk di bis. Bagi Anda yang membawa snak sedikit, tahan snack itu. Usahakan snack itu dibuka ketika perjalanan pulang. Bagaimana cara menahannya? Sudah saya katakan teman sangat bermanfaat ketika perjalanan seperti ini. Anda duduk manis saja di kursi, dari beberapa teman Anda miliki, pasti ada yang tidak sabaran untuk memakan snack tidak mungkin teman Anda makan snack tanpa menawarkan kepada teman lainnya seperti Anda. Ketika ada teman yang menawarkan Anda sikat saja, tapi jangan seperti traktor pengeruk ambil yang sedang-sedang saja agar teman-teman yang lain mau menawarkan kepada Anda lagi. Itu adalah sedikit manfaat pergi bersama teman. 

Saya mengambil kursi yang persis dengan pintu darurat. Jadi kalau ada apa-apa saya bisa langsung loncat dari bis. Contohnya jika pengemudi sudah agak mengantuk, bis sudah mulai oleng, dan DJ sudah tidak memutar musik. Ada tikungan tajam yang berbelok ke kanan dan sebelah kirinya jurang, saya sudah siap untuk loncat. Ketika semuanya teriak yang berbelok ke kanan "Waaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!" saya langsung berkata sambil membuka pintu darurat  "Dadah, semoga Anda semua masuk surga". 

Dalam perjalanan ini, untungnya ada perempuan gendut Padang yang membawa Headphone. Saya pinjam Headphone tersebut untuk mengisi kekosongan aktivitas selama di bis. Headphonenya keren dan mungkin itu adalah teknologi baru yang belum saya ketahui. Headphone-nya tidak berkabel, Handphone kitaharus menyalakan bluetoot dulu agar bisa tersambung ke headphone. Lalu nyalakan MP3, kita langsung bisa mendengarkan dengan headphone itu tanpa kabel. Jadi walau pun HP kita dipinjam oleh teman yang duduk di kursi paling depan atau yang dekat dengan supir kita masih bisa mendengarkan musiknya. Yang tidak bisa kalau HP kita dibuang ke jalan oleh teman oleh teman yang duduk di kursi paling depan.

Kami semua tiba kurang lebih pada pukul 00:31. Kata guru saya, kami semua akan menginap di hotel. Ternayata itu adalah hotel yang ada 3 kasur, 1 kamar mandi, 1 TV yang besarnya 10 inci, dan 1 lemari besar. Ukuran ruangan kira-kira 100 x 100. Ruangannya seperi kos-kosan tapi agak besar sedikit. Katanya sih itu motel bukan hotel. Yah, mau dibilang apalagi disaat badan lemas, mata yang tak mampu untuk bekerja dengan baik tempat apa pun langsung dihajar.

Motel yang kami inapi dekat dengan tempat yang terkenal di Jogjakarta, yaitu Beringin kembar atau Kraton Jogjakarta, dan juga dekat dengan Malioboro. Tapi, saya tidak kesana karena badan sudah tak mampu berdiri, kaki tak mampu untuk melangkah, dan mata sudah tak mampu membuka. Malam pertama di motel tidak ada kejadian yang aneh misalnya kejailan teman-teman baik sekamar atau pun yang berbeda kamar.

Tobe continuous ........................

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 Ruang Lingkup Goresan Kehidupan Anak Bangsa, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger