Indonesia Krisis Berpikir?

/ Sunday, May 24, 2020 /
Indonesia Krisis Berpikir? - Sampai menjelang berakhirnya bulan Mei 2020 COVID 19 atau Corona Virus Disease 2019 masih berada di serkitar masyarakat Indonesia. Pemerintah masih belum memiliki cara ampuh untuk bisa melawan virus tersebut. Sejak Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang dipilih oleh Pemerintah Pusat untuk strategi melawan COVID 19 dan diberlakukan di Jakarta pada 10 April 2020. Karena belum memiliki dampak apa-apa maka Khususnya DKI Jakarta kemungkinan akan memperpanjang PSBB tahap 3. Diharapkan dengan perpanjangan PSBB ini virus akan bisa hilang dari Indonesia.

Apa itu PSBB?

Pembatasan Sosial Skala Besar adalam pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-I9). Ini merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh pemerintah dalam upayanya mencegah kemungkinan penyebaran COVID 19.  PSBB itu sendiri dikendalikan oleh Pemerintah Pusat. Daerah yang ingin memberlakukan PSBB harus meminta pengajuan ke Pemerintah Pusat dan merekalah yang memutuskan daerah tersebut diberlakukan PSBB atau tidak. Ada pun aturan-aturan yang dibuat agar katanya mampu untuk menjegah penyebaran COVID 19 lebih luas lagi seperti pada  Peraturan Gubernur DKI Jakarta (Pergub) Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Simplenya pergub ini menekankan pada warga DKI Jakarta agar tetap berada dirumah atau dalam rumah selama dua minggu kedepan, mengurangi dan meniadakan kegiatan diluar rumah dengan tujuan memutus rantai penyebaran COVID 19. Pembatasan kegiatan luar ini diberlaukan pada:
  1. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan/atau institusi pendidikan lainnya;
  2. Aktivitas bekerja di tempat kerja,
  3. Kegiatan keagamaan di rumah ibadah,
  4. Kegiatan di tempat atau fasilitas umum,
  5. Kegiatan sosial dan budaya, dan 
  6. Pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi. 
Artinya dari point tersebut bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah saja tidak boleh kemana-mana. Pada intinya kita melaksanakan Physical Distancing. Tidak hanya pembatasan kegiatan kita harus juga membiasakan hidup bersih dan sehat seperti:
  • Cuci tangan sesering mungkin
  • Menggunakan masker
  • Jaga jarak 2 meter antar sesama 
  • Makan makanan bergizi seimbang
  • Tidur cukup
  • Berolahraga
  • Koncumsi vitamin

Pada Massa Awal PSBB

Pemerintah memutuskan PSBB? Kenapa gak Lockdown? Hem, menurut saya pribadi PSBB dipilih oleh Pemerintah karena melihat dai sisi kemampuan masyarakat kita untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan dampak buruknya. Misal jika melakukan lockdown artinya jika berlaku di Jakarta maka warga DKI Jakarat tidak boleh keluar dari provinsi Jakarta dengan alsan apapun walau dengan alasan bekerja dan TNI turun tangan ke masyarakat untuk mendisiplinkan warga masyarakat. Seperti yang berlaku di China dan Malaysia. Dampaknya? Orang-orang yang bekerja harian tidak bisa lagi, uang untuk makan harian tidak ada, semua usaha tutup, Pemerintah wajib memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak lockdown. Dampak buruknya? Bisa terjadi CEOS atau kerusuhan oleh masyarakat karena masalah sandang dan pangan.

PSBB, Pemerintah hanya membatasi mobilitas dari manusianya dan beberapa orang yang memiliki kepentingan yang penting entah itu bekerja masih bisa lalu lalang di daerah dengan memegang surat izin tertentu. Dikutip dari detik.com, Bapak Presiden Jokowi mengatakan bahwa 

"Kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB, bukan lockdown atau karantina wilayah," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/5/2020).

"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas tapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar," katanya [1].
TNI tidak turun tangan langsung tetapi Polisi yang menjadi penegak hukumnya agar PSBB ini bisa berjalan dengan baik sesuai peraturannya. Waw PSBB, hem hem hem ....?

Prediksi Awal

Pada point ketiga ini akan berisi tentang pendapat pribadi yang tidak dilampirkan data karena kan ini pendapat pribadi saya eh tapi kalau butuh perlu deh lampirin datanya biar gak dikira ngibul. 

Ketika mendengar PSBB berlaku untuk Indonesia. Waw apakah bisa berhasil? Kenapa tidak lockdown? Pemerintah hanya memikirkan ekonomi saja tanpa  peduli kesahatan warganya? 

Itu pertanyaan yang muncul dibenak saya ketika awal-awalnya. Karena tidak orang Indonesia ini punya Kecerdasan Buatan masing-masing atau bahasa kerennya seperti teknologi Artificial Intelligence (AI). Pemikiran saya pastinya akan merujuk pada kecerdasan dari warga Indonesia. Bukan meremehkan warga kita sendiri tapi APA MAU DIKATA?

Data 2019 menunjukan rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia hanya tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) [2]



Jadi saya ragu jika ada beberapa masyarakat kita tidak paham dan mampu mengerti tentang PSBB dan dampak dari COVID 19. Karena tentu tingkat pendidikan yang rendah akan menghasilkan orang-orang yang memiliki pemikiran yang rendah pula. Enggak juga kok buktinya ada orang yang lulusan SMP tapi bisa jadi BOS dan punya perusahaan? Kan saya bilang ada beberapa masyarakat, artinya orang-orang lulusan SMP yang sukses lebih dari saya itu bukan golongan yang saya katakan.

Maka dari itu saya jujur ragu jika ini akan berhasil menjegah penularan COVID 19 apalagi masuk bulan Ramadhan dan Lebaran. Dimana budaya KUMPUL di negara kita sangat kental. Ramadhan bukber KUMPUL. Lebaran pulang kampung KUMPUL. Apalagi yang lebih ngeselinnya dia gak bukber, gak pulang kampung, dan gak kerja malah KUMPUL terutama akan dilakukan orang pemuda-pemudi negeri kita yang ngertinya hanya Gaming, Tawuran, Tramadol, dll. Mereka-mereka yang nantinya akan menjadi perusak dari PSBB ini. Gak mungkin warga negara kita mampu untuk bisa TAAT PADA PERATUARAN. Prinsip beberapa warga negara kita adalah Peraturan Dibuat Untuk Dilanggar. Salah? Mungkin tidak karena warga negara kita MEMILIKI KECERDASAN BUATAN SENDIRI. Pada point awal pemikiran saya, bahwa ragu jika PSBB bisa berjalan dengan baik.

Yang Terjadi

Pada bulan Mei 2020 banyak kejadian yang buat geleng- geleng kepala. Adu hai kenapa ada manusia se GOBLOK itu? Asiknya kalau saya rinciin beberapa kejadian-kejadian ADU HAI yang bikin geleng-geleng kepala pada masa PSBB diberlakukan saat Pandemi.

1. Pasar yang masih ramai
Karena yang diberlakukan adalah PSBB, jadi ekonimi masih bisa berjalan namun dengan protokol kesehatan ketat. Tapi tidak bisa dipungkiri mereka yang pergi ke pasar tidak menggunakan masker dan jaga jarak antar sesama (itu hal sepele yang terlihat). Jika yang terlihat saja tidak patuhi bagaimana dengan mencuci tangan sesering mungkin dan makan vitamin seperti yang saya mengenai hidup bersih dan sehat diatas? Apa mungkin mereka melaksanakannya? Saya pribadi ragu dengan itu. Gak bisa disalahin dong kan mereka mau beli kebutuhan makanan? Tidak salah kok. Negara yang memberlakukan lockdown masyarakatnya masih diperbolehkan untuk pergi membeli kebutuhan makanan di pasar atau super market. Tapi bagaimana yang terlihat. Apa di negara lain pasarnya berdesakan? Masyarakatnya tidak menggunakan masker? ADU HAI, kalian boleh kok keluar tapi kan ada aturannya.

kondisi pasa saat covid 19


2. Antrian Pengambilan Bansos
PSBB tentu berdampak pada ekonomi masyarakat. Banyak usaha-usaha dan orang-orang di PHK tidak bisa bekerja. Mereka tidak punya tabungan cukup untuk kebutuhan harian. Syukur Alhamdulillah, Pemerintah Pusat dan Daerah masih bisa memberikan bantuan sosial ke warga masyarakatnya agar bisa menjalankan PSBB dengan baik dan bisa hidup juga. TAPI....... Ini uniknya, memang sudah antri sih tapi ya jaga jarak juga diberlakukan dong

suasana bansos covid 19


3. Oknum Emak-emak yang Menggunakan Uang Bansos Untuk Beli Pakaian Lebaran
Nah kalau ini Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak Ridwan Kamil menemukan data bahwa ada di daerah Jawa Barat warganya membeli pakaian buat lebaran dari uang bansos [3]. ADU HAI... Kan uang bansos itu buat beli sembako. Atau mereka belu pakian lebaran buat dimakan? Hem, gak salah juga sih kalau itu buat dimakan kan artinya juga sembako menurut versi mereka.

dana bansos dipakai buat beli pakaian

4. Orang Nekat Pulang Kampung
Seperti yang saya bilang budaya KUMPUL tidak bisa dipisahkan oleh warga Indonesia. Tradisi pulang kampung hanya ada ketika Lebaran Idul Fitri datang. Namun, kondisinya kan lagi bahaya nih walau Pemerintah membelakukan PSBB tapi tetep berbahaya loh baik untuk pribadi kita maupun ke orang-orang terdekat kita. Misal kamu adalah orang positif COVID 19 tapi karena gak ada gejala klinis atau ketegori Orang Tanpa Gejala (OTG) memiliki resiko menularkan kepada orang lain sangat tinggi. COVID 19 ini sangat beresiko pada mereka-mereka yang lansia madya ke atas dan orang-orang yang memiliki penyakit sebelumnya. Jadi kita kamu OTG pulang kampung untuk bertemu orang tua atau nenek. Kamu sudah mentransfer virus ke orang tua atau nenek kamu di kampung. Kamu tega? Mereka sudah membesarkan kamu, sudah melahirkan kamu, sudah memberi kehidupan yang layak untuk kamu, TAPI kamu membalasnya dengan mentransfer COVID 19 kepada mereka. Ibarat kata Air Susu Dibalas Air Tuba. Kalau harapan saya agar yang sudah pulang kampung gak usah balik ke kota atau keluar kampung lagi. Kalian cukup disana saja sudah cukup dan setidaknya tidak memperpanjang COVID 19 di Indonesia.

jangan pulang kampung saat covid 19


5. Keramaian Saat Terakhir MCD Sarinah akan Ditutup Sepenuhnya
Hem, ini sebenrnya epik sih. Kegiatan ini loh yang bikin semua mata tertuju ke Sarinah Jalan M.H Thamrin di Jakarta Pusat. Gedung Sarinah tersebut kedepannya akan direnovasi dan dipersiapkan untuk UMKM. Waw luar biasa, gitu dong masa produk asing yang mejeng disana. Ini berdampak pada resto yang ada disana seperti MCD. Diketahui MCD Sarinah adalah MCD pertama yang ada di Indonesia. Banyak orang-orang yang pernah makan dan menemukan sesuatu yang berdampak pada kehidupannya ada yang bertemu pacar, nongkrong bareng temen, dll sebagainya bisa kalian check disini www.cekaja.com/info/sejarah-mcd-sarinah/

pelanggar psbb


Ketika malam terakhir operasional MCD Sarinah, ternyata banyak Orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut untuk kembali mengenang moment, foto, sampai buat konten. Padahal ketika itu PSBB masih diberlakukan. Tapi kenangan indah telah memupuskan pemikiran mereka. Atau mereka TIDAK mampu untuk BERPIKIR? Seperti yang ada dalam foto dibawah ini, banyak orang berkumpul. ADU HAI, kenapa ada orang-orang se se se se se se apa ya? 

Akibatnya trending hashtag #IndonesiaTerserah yang digaungkan oleh Nakes dan Dokter. Mereka bukan menyerah tapi sudah tidak peduli dengan masyarakat. Mereka tetap akan melaksanakan tugasnya walau masyarakat mengacuhkannya. SAYA HORMAT KEPADA NAKES DAN DOKTER KARENA TETAP BEKERJA SECARA PROFESIONAL. Saya tetap dirumah walau yang lain sudah tidak peduli kalian.

6. Orang yang Bericara di Podcast
Kasus ini muncul ketika salah satu dari mereka sebutlah si JS berjenis kelamin perempuan diundang Podcast oleh salah seorang influencer. Oh iya JS juga seorang influencer yang memiliki subscriber banyak tapi mirisnya kebanyakan adalah adik-adik kita yang masih sekolah. Si JS tersebut berbicara di Podcast tersebut. Ada beberapa kata yang dilontarkan yang meremehkan COVID 19 dan juga peruturan PSBB. Akhirnya mencuat tuh beritanya seperti yang ada di kutip oleh Kompas.com. Usut punya usut ternyata si JS dan pasangannya juga tergabung dalam Alumni Kumpulan MCD Sarinah ketika resto itu akan ditutup. Kok kebutulan ya, Eh atau ini emang orang GOBLOK? Atau lebih tingkatannya dari GOBLOK?


G. Kondom Langka Saat Pandemi 
Kalau ini diluar dari enam point diatas ya. Ini lucu sih, disaat COVID 19 terjadi di China banyak pasutri yang bercerai karena dirumah aja. Tapi di Indonesia pasutri banyak yang olahraga? Ya itu baik kok, gak ada salahnya yang penting mereka tetap menjankan PSBB dengan benar. Tapi ini lucu sih, disaat saya lagi nyari referensi untuk point enam eh muncul berita ini di Google. Bahayanya nih kalau kondom langka bukannya kita positif COVID 19 eh Istri Positif Hamil. Selamat dan semangat yang lagi olahraga terus.

Kesimpulan
COVID 19 akan hilang jika masyarakatnya bisa paham akan bahaya COVID 19. Dari mana mereka paham dari sosialisasi yang kita berikan agar mereka bisa berpikir dan bisa mendapatkan pemahaman bahwa COVID 19 bahaya dan wajib kita ikuti PSBB yang diberlakukan pada setiap daerah. Kalau kalian tidak peduli dengan hidup kalian, setidaknya kalian peduli dengan orang terdekat kalian seperti orang tua, anak, istri, suami, kaka, adik, dll yang bisa jadi kena COVID 19 dari kamu yang tidak bisa mengikuti PSBB dengan benar. 

INGAT JUGA BAGAIMANA PARA PETUGAS MEDIS BEKERJA KERAS. MEREKA TIDAK MIN PUJIAN-PUJIAN YANG MEREKA MINTA ADALAH KALIAN IKUTI PERMINTAAN MEREKA UNTUK TETAP BEREADA DIRUMAH. BUKANNYA MEREKA TIDAK PROFESIONAL ATAU SUDAH MENJADI TANGGUNG JAWAH PETUGAS MEDIS. TAPI KALAU SEMUA ORANG KENA GARA-GARA ORANG-ORANG GOBLOK SEPERTI KALIAN YANG GAK PATUH DENGAN PSBB. BANYAK ORANG-ORANG YANG KRITIS BISA TIDAK TERTOLONG ITU KARENA KALIAN.

Jika masyarakatnya masih rendah berpikir kita akan masuk juga dalam krisis berpikir selain krisis ekonomi dan krisis kesehatan.

Referensi

  1. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5005637/jokowi-sebut-beruntung-pilih-psbb-ini-bedanya-dengan-lockdown
  2. https://mmc.tirto.id/image/2019/05/02/pendidikan-yang-buruk-bikin-sdm-indonesia-kalah-saing--periksadata--quita_1-copy-3.jpg
  3. https://www.rancah.com/berita/nasional/61873/ridwan-kamil-geleng-geleng-kepala-emak-emak-dapat-bansos-malah-belanja-baju-baru/
 
Copyright © 2010 Ruang Lingkup Goresan Kehidupan Anak Bangsa, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger